23 December 2010

Melempar Lalat dengan Palu

Pernahkah anda memukul lalat?
Ya, paling tidak anda pernah mengusir serangga kecil nan kotor itu dari makanan anda.
Tapi, terfikirkah oleh anda untuk melemparnya dengan palu?
Saya rasa tidak, kecuali anda sedang error.
Apalagi menembaknya dengan pistol atau bahkan meriam, untuk apa? Buang-buang energi!
Ah, rupanya fikiran anda sama dengan saya!
Tak perlu menggunakan palu, pistol atau meriam untuk menghancurkan hanya seekor lalat. Cukup ditangkap dengan tangan saja, atau dijepret pakai seutas karet, atau..., kalau perlu dipukul..., pukul aja dengan sapu lidi!
Maksud anda apa sih?
Mungkin anda bertanya begitu.
Sudah saya tebak!
Maksud saya begini.
Kadang-kadang kita terjebak mengeluarkan terlalu
banyak energi untuk menyelesaikan suatu perkara yang remeh. Atau kadang kita terlalu berlebihan dalam menyikapi suatu masalah yang tidak seberapa.
Pernahkah anda mendengar seorang ayah memukuli anaknya yang masih balita sampai mati hanya gara-gara anaknya itu merengek-rengek minta makanan?
Ini betul-betul terjadi.
Padahal, tak perlu memukuli seorang balita untuk menghentikan rengekannya, betul kan!?
Baiklah. Ilustrasi berikut ini saya rasa dapat lebih memperjelas lagi apa yang ingin saya ungkapkan.
Sebuah perusahaan sabun A sedang kelabakan menghadapi komplain dari pelanggannya. Belakangan ini banyak sekali kotak sabun yang dikirim tidak ada isinya. Maka dibuatlah sebuah riset untuk menemukan cara agar kotak sabun yang kosong dapat terdeteksi sebelum didistribusikan kepada para pelanggan. Para pakar teknologi di perusahaan tersebut mencoba menciptakan alat canggih untuk mengatasinya. Ada yang mengusulkan dibuat alat pemindai isi kotak agar kotak kosong itu ketahuan. Ada juga yang mengusulkan untuk menggunakan sinar X untuk menembus isi kotak tersebut. Pokoknya seru, masing-masing melontarkan ide-ide melangitnya yang semuanya memerlukan biaya tinggi.
Masalah kotak sabun kosong ini terjadi pula pada perusahaan B. Namun perusahaan ini tidak menghadapinya dengan kalang kabut. Mereka berusaha berfikir sederhana. Maka dibentuklah sebuah tim yang bertugas mengatasi masalah ini. Setelah tim itu berdiskusi, mereka kemudian menemukan sebuah alat yang sangat murah dan efektif untuk mendeteksi kotak-kotak yang belum terisi sabun itu. Apakah alat itu? Kipas angin! Ya, hanya kipas angin!
Kipas angin itu dipasang di tempat lewat kotak-kotak sabun yang akan dipak itu sebelum didistribusikan. Otomatis kotak yang kosong akan tertiup dan tersingkir ke pinggir, sementara kotak-kotak yang sudah terisi  terus berjalan ke tempat pengepakan.
Sederhana. Tidak perlu membuat alat yang mahal. Cukup hanya kipas angin! Ya, kipas angin!

Pembaca, kadang tidak perlu berfikir rumit untuk menyelesaikan suatu masalah. Cobalah berfikir sederhana namun cerdas untuk menghadapi masalah anda. Inilah yang saya maksudkan, tak perlu melempar lalat dengan palu! Faham maksud saya?

Salam Motivasi!

No comments:

Post a Comment