Berapa banyak kita berdo’a, mungkin ada sebagiannya yang hingga sekarang belum terkabul. Mungkin kita sering melantunkan do’a agar dijauhkan dari kemiskinan, tapi apa yang terjadi pada kita saat ini adalah kemiskinan yang nyata. Atau mungkin berulangkali kita meminta kepada Allah agar dijauhkan dari kemalasan, namun kemalasan itu masih saja menggelayuti kita. Lalu keputus asaan pun kemudian menghampiri kita lalu kita pun jadi enggan berdo’a.
Sahabat, do’a bukan sekedar masalah dikabulkan atau tidak. Do’a adalah
saripati ibadah. Kata Nabi saw. ia adalah “mukhkhul ‘ibadah”, otaknya ibadah. Allah suka dengan orang yang berdo’a. Dia bahkan mengundang hamba-Nya di waktu khusus untuk meminta, berdo’a kepada-Nya, yaitu di waktu malam. Ketika kita rajin berdo’a dan belum dikabulkan, tetaplah berbaik sangka kepada-Nya. Dia tak akan menyia-nyiakan do’a kita. Mungkin Dia masih suka mendengar lantunan do’a kita sehingga Dia menunda mengabulkannya. Percayalah, setiap do’a yang kita lantunkan tak akan sia-sia. Ia adalah ibadah, bahkan saripati ibadah!
saripati ibadah. Kata Nabi saw. ia adalah “mukhkhul ‘ibadah”, otaknya ibadah. Allah suka dengan orang yang berdo’a. Dia bahkan mengundang hamba-Nya di waktu khusus untuk meminta, berdo’a kepada-Nya, yaitu di waktu malam. Ketika kita rajin berdo’a dan belum dikabulkan, tetaplah berbaik sangka kepada-Nya. Dia tak akan menyia-nyiakan do’a kita. Mungkin Dia masih suka mendengar lantunan do’a kita sehingga Dia menunda mengabulkannya. Percayalah, setiap do’a yang kita lantunkan tak akan sia-sia. Ia adalah ibadah, bahkan saripati ibadah!
Ada beberapa kemungkinan do’a kita belum berbalas. Ibnul Qayyim mengibaratkan do’a ibarat pedang. Ia tergantung kepada siapa yang menggunakannya. Mungkin kita belum pandai memanfaatkannya. Adakalanya Allah menyimpan do’a kita untuk dikabulkan pada saatnya yang tepat. Bahkan Dia menyimpannya dan mencatat pahalanya karena ia ibadah. Atau mungkin Dia akan mengumpulkannya dan menjadikannya sebagai penyebab kebahagiaan kita di akhirat kelak.
Sahabat, jangan lupa bahwa maksiat juga bisa menghalangi do’a kita untuk dikabulkan. Ingatkah kisah seorang musafir yang compang-camping. Rambutnya kusut dan bajunya kumal. Ia berdo’a, namun dosa-dosanya menghalangi do’anya. Bagaimana do’anya akan terkabul kata Nabi saw., sedangkan pakaiannya berasal dari harta haram dan makan minumnya dari sumber yang haram? Cobalah kita melihat kembali diri kita, adakah dosa-dosa yang melekat dalam diri kita sudah kita bersihkan dengan taubat? Ataukah kita masih lalai dengan banyaknya maksiat yang kita lakukan? Inilah mungkin penghalang do’a-do’a kita.
Jika perkara-perkara seperti ini sudah kita bersihkan, jangan khawatir! Do’a kita pasti tak sia-sia. Walau bagaimanapun ia adalah ibadah yang akan kita petik pahalanya di akhirat kelak. Jadi, teruslah berdo’a sahabat…, karena ia bukan sekedar masalah dikabulkan atau tidak…, lebih dari itu: Ia adalah ibadah. Bahkan…, saripatinya Ibadah!
Salam Motivasi!
No comments:
Post a Comment