12 January 2012

Tak Ada Waktu Lagi untuk Kembali!



Diceritakan bahwa seorang pangeran muda yang gagah keluar dengan pakaian kebesarannya. Kuda terhebat ia tunggangi, lalu dengan sombongnya ia menunjukkan segala kemewahannya di depan rakyatnya. Segala atribut kebanggaannya ia kenakan. Hari itu ia ingin memamerkan kemahirannya dalam berburu. Tiba-tiba di tengah jalan ia dihadang oleh seseorang yang tidak ia kenal. Tidak nampak kehebatan pada orang yang berdiri di depannya itu.
"Siapa engkau? kenapa engkau menghadangku?" hardiknya.
"Saya hanya ingin menyampaikan pesan rahasia kepadamu...." jawab orang itu.
"Pesan rahasia? baiklah, tunggu sampai aku selesai berburu!"
"Tidak, aku harus menyampaikannya sekarang juga!"
"Kalau begitu, tunggulah sampai aku turun dari kudaku!"
"Tidak, bahkan aku harus menyampaikannya sebelum engkau turun dari kudamu!"
"Lancang sekali engkau, siapakah engkau ini?" sang pangeran naik pitam.
"Aku adalah malaikat maut, ditugaskan untuk menyampaikan pesan bahwa ajalmu tiba saat ini!"
Lalu, sang malaikat maupun merenggut nyawa sang pangeran tanpa ia sempat untuk berburu, apalagi kembali
sejenak menemui keluarga dan anak istrinya.
Ya! jika ajal telah tiba, maka tak ada waktu lagi untuk kembali!

11 January 2012




Dalam beratnya ujian yang menimpa kita, selalu terselip alasan untuk kita tetap bersyukur, bahwa kita masih diberi kekuatan hati untuk  menghadapi ujian itu!

04 January 2012

Kesuksesan Itu Komprehensif

Pagi itu saya tanpa sengaja bertemu dengan kawan lama di sebuah kedai roti canai. Setelah ngobrol beberapa jenak, beliau meminta saya mampir ke rumahnya yang tak jauh dari kedai itu. Banyak hal yang kami bincangkan dalam pertemuan yang tidak direncanakan itu. Salah satu hal yang menarik adalah ungkapan beliau kepada supervisornya. Sebagai informasi, kawan saya itu sedang mengambil S3 di Universiti Islam Antarabangsa Malaysia.
Ungkapan beliau lebih kurang seperti ini: Bagi saya, kesuksesan itu komprehensif. Saya tidak mau sukses hanya di satu bidang saja. Mungkin ada orang yang hanya sukses di bidang akademik saja, berbagai gelar dia sandang, bahkan dengan strata yang teramat bonafide, tapi dalam bidang keluarga dia gagal, dalam kelas dia tidak mampu menjadi dosen yang baik, secara spiritual dia juga kedodoran. Saya tidak mau seperti itu. Sebagai seorang muslim, kesuksesan saya harus komprehensif sebagaimana Islam itu juga komprehensif. Maka, sebagai seorang anak, saya harus sukses berbakti kepada orang tua. Sebagai ayah, saya harus sukses mendidik anak. Sebagai bagian dari masyarakat, saya harus sukses memberikan kontribusi terbaik. Sebagai pengajar, saya harus sukses menjadikan mereka pelajar berprestasi, sebagai hamba, saya harus sukses dalam pengabdian saya kepada Allah, dsb.
Saya benar-benar mencamkan betul kata-kata beliau ini. Saya dan barangkali juga anda, para pembaca, setuju dengan konsep ini. Bahwa kesuksesan itu seharusnya memang komprehensif. Semakin luas area kesuksesan anda, semakin unggul kesuksesan anda dibanding yang lain. Maka, perluaslah area kesuksesan anda!